Blogroll

Wednesday, 5 March 2014

4 Lilin


Aku tiba di suatu ruang di hidupku
Berisi lilin-lilin yang menyala terang
Ku namai mereka satu persatu;
Lilin pertama, ku beri nama ‘damai’
Nyalanya hijau menyejukkan ditiap keadaan
Lilin kedua, ku beri nama ‘gagal’
Nyalanya hitam merebak membawa duka yang tersamarkan
Lilin ketiga, ku beri nama ‘cinta’
Nyalanya merah menghangatkan ke seluruh pundi-pundi rasa yang ku punya
Lalu,
Lilin keempat, ku beri nama ‘harap’
Nyalanya biru seperti samudera di tengah telaga gersang
Pada suatu ketika hidup mulai berupa-rupa
Satu persatu lilin mulai padam
Lilin damai mulai tergoda untuk merubah suasana
Dari tenang lalu tergoyahkan
Lilin gagal perlahan membuka wajahnya
Memperlihatkan padaku kenyataan tak seperti apa yang ku kira
Lilin cinta sejenak berhenti berdetak
Seperti patah sesaat setelah jatuh oleh rendaman air mata
Saat ketiga lilin padam,
Lilin harap masih saja berkobar
Seperti nyala api yang tak mengerti arti padam
Taufan datang meniupkan hujan
Musim berganti menukar dingin masa
Namun lilin harap masih saja menyala dengan biru yang tak jadi abu
Maka ku angkat dia melintasi ketiga lilin yang padam
Perlahan kedamaian, kegagalan, dan rasa cinta mulai menyala
Dengan secercah harapan
Yang ternyata mampu menghidupi nyala yang telah mati
Dengan harapan baru, yang baru saja ku tahu


No comments:

Post a Comment