Blogroll

Tuesday, 13 October 2015

Surat untuk Ukhti Kecilku


Teruntuk ukhti kecilku, kutulis serampai kata ini untukmu.
Serampai pesan dan harapan dari seorang kakak laki-laki untuk adik perempuannya yang tersayang. Kutulis surat ini untukmu, agar kelak saat usiamu beranjak dewasa, kamu membacanya serta mengerti dan bersyukur atas semua karunia yang Allah berikan kepadamu. Ia mungkin bukan dalam bentuk harta, tapi sebuah cahaya. Cahaya yang akan menuntunmu pada kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Juga semoga engkau bersyukur kepadaNya, atas hadirku di sisimu, atas waktu yang engkau lewati bersamaku, kakakmu.
Duhai ukhtiku, pahamilah bahwa di dunia ini ada sepasang malaikat yang begitu sayang kepadamu, yaitu ayah dan ibumu. Seorang ayah yang rela membanting tulang dan bekerja keras untukmu, serta seorang ibu yang tak peduli dengan lelahnya saat merawat dan melayanimu. Maka sudah jadi tugas kita untuk berbakti kepada mereka. Sudah jadi kewajiban kita pula untuk membahagiakan mereka.
Dan kuberi tahu kepadamu ukhtiku, tentang sebuah bentuk bakti tertinggi untuk ayah dan ibumu. Ia bukan soal banyaknya harta yang kau berikan untuk ayah dan ibunda. Ia tentang sebuah mahkota cahaya yang menjadi penyelamat dan kebanggaan mereka di akhirat. Perjuangkanlah hidupmu untuk mendapatkannya, semoga kelak engkau lihat ayah dan ibumu tersenyum dan berterimakasih kepada Allah kerena telah memiliki putri sepertimu.
Aku tahu mungkin ini adalah perjalanan berat. Sebuah perjalanan yang menuntut sepenuh cinta, pengorbanan dan perjuangan untuk melakukannya. Tapi dibalik itu, ini adalah cara kita membalas kasih sayang ayah dan ibunda. Dan mungkin ini juga belum tentu sepadan dengan apa yang selama ini mereka berikan untuk kita. 
Jangan kamu terlena dan tertipu dengan pernak pernik dunia dan perhiasannya. Hidup ini hanya sementara dan maut akan selalu siap untuk menjemput kita, maka janganlah kamu menundanya. Segera hafalkanlah Al-Qur'an, genggam ia dengan iman dan cintamu. Takutlah kamu akan habisnya waktu sementara kamu belum sempat berjuang untuknya, belum sempat mencintainya, belum sempat mengikatnya dengan hatimu, dan belum sempat menghadiahkannya untuk ayah dan ibumu. Lalu kiranya apa yang bisa kamu berikan untuk kedua orang tuamu? Jangan sampai kamu menyesal atas waktu-waktu yang tak kamu gunakan untuk mencintai dan merawat kalamNya.
Duhai ukhtiku, jalan hidupmu adalah pilihanmu. Namun aku hendak menunjukkan kepadamu, bahwa menjaga kalamNya adalah jalan yang nikmatnya tidak akan bisa diungkap dengan lembaran kata. 
Sebuah jalan yang penuh dengan cinta di balik ujiannya. Tidakkah kau ingin termasuk dalam orang-orang yang Allah akui sebagai keluargaNya?
Tidakkah kau ingin Allah mencintai dan meridhaimu atas usaha dan bukti cintamu dalam menjaga kalamNya? Maka bersabarlah ukhtiku, Tuhanmu itu Maha Sayang. Dan sebaik-baik janji adalah janjiNya. Percayalah padaku, Ia tidak akan pernah menyia-nyiakan usahamu.

Via Quraners
Ditulis untuk bahan renungan diri sendiri dan pembaca, serta terkhusus untuk ukhti kecilku Altsa Nisa Rahma, yang saat ini sedang duduk di kelas 6 dan sedang berjuang dengan hafalan juz 29nya. Yang sering kali masih tawar menawar saat diminta mengulang dan menambah hafalan. 
Yang akhirnya bersedia juga melakukannya, walaupun dengan syarat hadiah es krim atau hanya demi tertundanya waktu sehari untuk kakaknya kembali dari rumah menuju kampus perjuangan. Semoga Allah menjadikan kita satu diantara orang-orang pilihanNya, hafidzh dan hafidzhah. 
Amin Ya Allah :)
 

No comments:

Post a Comment