Blogroll

Monday, 26 October 2015

Merelakan Dia untuk Mendapatkan Yang Terbaik


"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui," (QS Al-Baqarah: 216).

Boleh jadi kita bertemu dengan seseorang yang punya berbagai kelebihan. Kita pun yakin kalau dia adalah calon terbaik untuk kita. Tanpa banyak ba-bi-bu, kita menyampaikan iktikad untuk meminangnya melalui taaruf. Tapi, gagal.

Pernah mengalami? Kita merasa bahwa orang yang kita inginkan itu begitu ideal. Kita ingin memilikinya seumur hidup. Tapi, kita terpaksa menerima kenyataan bahwa dia bukan jodoh kita. Kita sulit melupakannya. Seakan tak bisa melepaskannya. Kalau kita mengalaminya, yuk ingat kisah Hafshah dan Khadijah. Kalau kita mau berpikir jernih, penolakan bisa jadi awal terbukanya kesempatan. Ditinggalkan boleh jadi awal datangnya harapan.

Merelakan bukan akhir dari segalanya, tapi sikap mulia yang dapat membuka babak baru dalam hidup kita. Dalam kerelaan tersimpan kejernihan hati dan kejujuran sikap.

Kebahagiaan yang datang kepada kita akan lebih indah daripada angan-angan yang tak pernah menjadi nyata. Tak perlu bersedih. Semua itu akan menyapa kita jika waktunya telah tiba, yaitu ketika akad terucap dan harapan tak lagi hanya melayang di awang-awang.

Ibnu Mas'ud berkata, "Demi Allah, tiada seorang pun yang berbaik sangka kepada Allah melainkan Allah pasti akan memberikan kepadanya apa yang ia sangkakan. Sebab, semua kebaikan itu ada dalam genggaman Allah. Maka, apabila Allah sudah memberi husnuzan-Nya, berarti Allah akan memberi apa yang disangkakannya itu.

By Tausyiah Cinta

No comments:

Post a Comment