Lagi dan lagi saya mengingatkan kepada diri sendiri, bahwa tidak ada kebermanfaatan yang banyak juga bermakna jika kita berbagi foto diri sendiri di internet, baik di sosial media maupun di applikasi massanger. Kemudhorotan yang tidak kita ketahui setelahnya, saya meyakini itu jauh lebih banyak.
Siapa yang tahu siapa saja yang telah melihat foto yang kita bagikan itu? Sosial media yang ada seperti faceebook, twitter, instagram, dan lainnya belum bisa memberitahukan siapa sajakah yang telah melihat foto kita. Lalu bagaimana jika memakai fasilitas privasi? Banyak orang yang merasa sudah sangat aman dengan memakai fasilitas ini di social media mereka. Karena percaya bahwa yang bisa melihat hanya teman-teman yang terkoneksi dengan dia. Pernah tidak berfikir kalau temen perempuan yang sejenis dengan kita itu sedang membuka social medianya disebelah suaminya, disebelah kakak kandungnya, atau ia sedang membukanya di komputer rumah yang layarnya dapat dilihat juga oleh seisi rumah yang kebetulan berada didekatnya. Who knows? right?. Dan kemudian adalah foto-foto kita yang cantik itu jadi dipandang dan tentu ada kemungkinan akan terus dipandang. Malu tidak sih kalau kita di dunia nyata ini saja sangat risih jika ada lelaki yang bukan mahram dijalan ketika turun dari angkutan umum ada yang memandang. Lalu apa bedanya dengan yang didunia maya, Semua orang bebas memandang kita tanpa terkecuali.
Ketika mengupload foto Anda di internet maka anda secara tak langsung telah “menandatangani kontrak” bahwa anda membebaskan siapapun bebas untuk memandang Anda tanpa terkecuali.~longblackhijaab on instagram
Dan saya juga meyakini bahwa sudah banyak orang-orang yang mumpuni atau istilahnya “jago” lah ya di bidang informasi dan teknologi (IT), Saya sedang tidak membicarakan keseluruhan pihak yang berprofesi atau yang sedang menempuh pendidikan sebagai IT yang dengan tulus mengabdikan ilmunya untuk kebermanfaatan khalayak ramai, tetapi saya sedang membicarakan mereka yang tidak amanah dengan ilmu yang mereka miliki. Atau bahkan dari seseorang yang tidak belajar dari sekolah itu namun diajari oleh temannya yang memang tahu tentang “membobol” akun orang lain di sosial media. Saya meyakini orang-orang seperti ini memang ada, karena saya sendiri mengalaminya, sampai saat ini saya tidak tahu tujuannya masuk ke akun saya secara diam-diam. Saya baru tahu kalau bisa masuk kedalam akun milik orang lain tanpa merubah kata sandi satu huruf pun, ya satu huruf pun dan tanpa meninggalkan jejak, wih canggih yah?. Tidak meninggalkan jejak maksudnya adalah tidak merubah posisi atau apapun yang ada didalamnya.
Itupun saya dapat mengetahuinya karena akun media sosial (si facebook/fb) memakai fitur “persetujuan masuk“ dari tahun 2010. Saya mendaftarkan setiap perangkat yang saya gunakan untuk login kemedsos ini, baik telepon genggam maupun komputer. Alhasil meskipun login dilakukan dengan No IP Address internet yang sama, si fb ini memberitahukan lewat email adanya tindakan mencurigakan (karena dibobol/ dipaksa masuk). Dan akhirnya si pelaku mengakuinya *si teman sekantor dari departemen IT ternyata.
Itupun saya dapat mengetahuinya karena akun media sosial (si facebook/fb) memakai fitur “persetujuan masuk“ dari tahun 2010. Saya mendaftarkan setiap perangkat yang saya gunakan untuk login kemedsos ini, baik telepon genggam maupun komputer. Alhasil meskipun login dilakukan dengan No IP Address internet yang sama, si fb ini memberitahukan lewat email adanya tindakan mencurigakan (karena dibobol/ dipaksa masuk). Dan akhirnya si pelaku mengakuinya *si teman sekantor dari departemen IT ternyata.
Jadi mungkin ada baiknya kalau foto-foto pribadi milik kita yang penuh kenangan bersama keluarga tercinta dan orang-orang terkasih itu dicetak dan diabadikan dalam album-album yang tersimpan rapih dilemari seperti dahulu kala, yang baru dikeluarkan jika ada tamu dari sanak keluarga yang jauh atau teman lama yang sedang main kerumah.
saya percaya bahwa mereka-mereka ini memang ada, SAVE MY PHOTO, DONT UPLOAD ON SOCIAL MEDIA AND MASSANGER APPLICATION
~Ditulis dengan sepenuh hati sebagai pengingat diri.
Via Ratih Wulandari
No comments:
Post a Comment