Aku sempat berfikir panjang saat pikiran ku mencoba memahami isi sebuah cerita tentang seorang perempuan yang menginginkan belahan jiwanya seseorang yang bisa menghargainya, menerimanya, dan serba sempurna. Sahabatnya kemudian mengingatkan, mana mungkin ada seseorang yang sesempurna itu?
Mengerti akan kesempurnaan itu hanya milik Allah, diamku terus berfikir, mencoba merangkaikan pemahaman. Sempurnanya Allah, kita harus selalu ingat sewaktu kita melakukan dosa, DIA tetap menerima kita jika kita bertaubat. Ketika kita melakukan kebaikan sekecil apapun, DIA jugalah yang akan menghargainya dan diberikanNYA kepada kita pahala yang setimpal. Dan Maha Sempurnanya Allah bisa terlihat dari segala macam hal, andai saja kita mau ‘melihat’, dan ‘memahami’ setiap darinya.Lalu, aku pun menyimpulkan bahwa kita tak perlu mencari seseorang yang sempurna. Tapi, carilah orang yang tepat. Tepat berarti orang yang akan melengkapkan kita, dan kita juga akan melengkapkan dirinya. Intinya di sini adalah saling melengkapi. Setiap daripada kita memiliki kekurangan. Namun, selama kita mau terus memperbaiki diri kita masing-masing, itu sudah cukup memadai kan?Tak terlupakan analogi penting ini; seperti bata-bata yang tidak semua bagus bentuk dan rupanya, namun jika disusun akan menjadi sebuah rumah yang cantik. Itu contoh saling melengkapkan antara satu sama lain.Seperti kopi tanpa gula, pasti tak lengkap ya?Menjadi yang tepat. Dan saling melengkapkan. Bisakah kita?
Written by : Sabrina Gazali
No comments:
Post a Comment