Entah mengapa, tiba – tiba ada perasaan lain pada si dia. Kalau sebelumnya biasa – biasa saja, kini hati jadi dag-dig-dug tak karuan. Saat disebut namanya, saat melihatnya, atau saat mengingatnya. Berdebar. Brrr… bahkan jantung terasa mau copot kalau tiba – tiba berpapasan di tengah jalan. Waduh!
Apakah ini cinta?Naksir padanya?Atau bagaimana?Ah, bingung jadinya.Jangan – jangan bisa dosa karena itu?
Tenang. Enggak usah bimbang. Enggak perlu tegang. Ini bukan aib dan dosa. Bukan pula perbuatan tercela. Rasa seperti itu memang ada kalanya hadir di setiap hati sanubari seorang anak manusia, mulai adanya rasa ketertarikan terhadap lawan jenis yang entah datang tiba – tiba, tanpa permisi, tanpa mengucapkan salam.
Hadirnya rasa seperti itu mesti kita syukuri. Diekspresikan sesuai dengan porsinya. Sesuai syari’at Allah dan Rasul-Nya. Agar cinta itu tumbuh sehat, kuat, mekar, berbunga, dan berbuah bahagia.
Namun, hadirnya rasa itu pun perlu kita manajemen juga. Bagaimana cara memanajemennya? yaitu, dengan menjaga pandangan kita.
Jagalah mata jaga dirimuSebagai tanda penjagaan jiwa – kata seorang penyair
Maka disinilah pentingnya manajemen yang rapi dan tertata, agar mata terjaga dari dosa yang menjeratnya. Sesungguhnya menjaga pandangan adalah sarana untuk menjaga hati, menjaga jiwa agar terpelihara kesuciannya.
sebagaimana firman Allah Ta’ala,
Katakanlah kepada laki – laki yang beriman, “hendaklah mereka menahan sebagian pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (QS. An – Nur [24] : 30)
Ini dia jalan yang diberikan Allah sebagai bentuk godaan setan. Karena, kata Ibnu Abas, setan menempati tiga lokasi dalam diri seorang lelaki : pandangan, hati dan ingatan. Adapun kedudukan setan dalam diri wanita ada pada lirikan mata, hati dan kelemahannya.
Menundukkan pandangan bukan berarti tidak boleh melihat sama sekali. Bukan, tapi ada yang boleh dilihat dan ada yang tidak boleh dillihat. Yang tidak boleh dilihat adalah pandangan berlebihan, yakni pandangan yang tidak sesuai dengan keperluan dan menimbulkan syahwat. Sementara melihat yang boleh adalah melihat yang sesuai dengan keperluan. Keperluan yang bagaimana? Tentu saja keperluan yang sesuai hajat syar’i.
Lalu bagaimana selanjutnya? Ya. Adakalanya kita, bersedia untuk rela membuang perasaan itu jauh – jauh, walaupun engkau memilih cinta dalam diam, lepaskan belenggu perasaan yang justru akan menyiksamu. Cukup do’akan dia, jika memang berjodoh maka Allah akan menyatukan, kalaupun tidak pasti Allah sudah menyiapkan dengan yang lebih baik.
“Dear Allah,Sometimes,it’s hard for me to understand, what YOU really want to happen.But i trust YOU.I know YOU will give me what’s best.”
Ketika cinta bermula dari makna sebuah rasa dan rupa, kita lihat saja waktu kan bisa menghapus itu semua namun kala cinta bermula dari keikhlasan dan ridha Rabb – Nya, kita lihat saja inilah makna cinta yg sesungguhnya.
Saat sedang jatuh cinta ♡kuatkanlah cintamu padaNya اللهlebihkan imanmu padaNya اللهsederhanakan rasanyakirim do’apantaskan dirilalu bersabar
Keep Ishbir wa Istiqomah ya shalihah. 

Oleh : Dian Pratiwi
Image By : Akhwati Design
Sumber Referensi :
- Jauhar al-Zanki. 2012. Agar Hati Tak Salah Mencintai. Yogyakarta : PRO-U Media (Catatan : Dengan sedikit perubahan)
No comments:
Post a Comment