Blogroll

Saturday, 28 November 2015

Mungkin Karena Doanya

Sapaanmu, nasehatmu, teguranmu, rangkulanmu, dan doamu, semuanya adalah tanda cinta


Guru yang baik bagaikan petani. Mereka menyiapkan bahan dan lahan belajar, memelihara bibit penerus, menyirami karakter dengan ilmu, dan memupuk jiwa bibit-bibit itu dengan karakter yang luhur. Guru yang ikhlas adalah petani yang mencetak peradaban. (Disadur dari tulisan A. Fuadi dalam buku “Menjadi Guru Inspiratif”)
Mungkin karena doanya, kini saya mulai merangkai pemahaman aurat secara utuh bagi perempuan, setelah dulu saya begitu percaya diri menganggap jilbab adalah pakaian “sunnah”. Dalam benak saya kala itu, mereka yang berjilbab akan mendapat pahala, bagi yang tidak pun tidak apa-apa, hanya karena alasan, “Karena tidak semua muslimah berjilbab, berarti jilbab itu sunnah, Guru.”
Mungkin karena doanya, kini saya mulai memahami bahwa rasa malu adalah mahkota terindah bagi perempuan, sehingga untuk sekadar saling sapa dengan lawan jenis timbul rasa deg-degan yang membuat hati tidak tenteram.
Mungkin karena doanya, dulu saya yang sering absen dari hadapannya, hanya dengan alasan, “Maaf, saya ketiduran, Guru.” kini mulai memahami bahwa dakwah adalah pekerjaan yang semestinya menyita waktu tidur. Maka pernah pada suatu siang di selasar masjid, saya mendapati sang guru sambil terkantuk-kantuk membekali kami nasehat dan ilmu.
Terus terang Guru, ilmu yang engkau sampaikan kala itu sama sekali tidak saya ingat. Bahkan saya lupa di buku catatan yang manakah nasehat siang itu saya ikat dengan pena. Sekali lagi mohon maaf Guru, karena hingga kini yang masih membekas dalam ingatan saya adalah bagaimana bekas keletihanmu itu. Kalaupun catatanku kala itu tidak berbekas, semoga adab sebelum ilmu darimulah yang membekas lebih dulu.
Mungkin karena doanya, kini saya hampir tak pernah luput mendoakan kedua orang tua, sebab dahulu mereka pernah mewariskan nasehat tentang perniagaan yang tak ternilai bagi ayah dan ibu. Katanya waktu itu,
Bukan harta, bukan jabatan, bukan pula pekerjaan bergengsi yang akan membahagiakan mereka. Melainkan doa dari anak-anak yang shalih-lah yang kelak menjadi pelipur laranya. Maka kini mari sama-sama berjuang menjadi anak yang shalih bagi mereka, agar doa-doa kita semakin bercahaya.
Mungkin karena doanya, dulu saya yang sempat rabun dan sedikit tuli kini perlahan terobati, meski hingga kini pun saya tidak boleh putus berobat, khawatir sewaktu-waktu rabun dan tuli itu perlahan mengkronis dan tak terkendali.
Ittaqillaha haitsu maakunta, berusahalah untuk terus taat dimanapun engkau berada.
Katanya waktu itu, yang kemudian beberapa waktu setelahnya saya baru tahu bahwa kalimat itu adalah kutipan nasehat Nabi. Maka benarlah jika para guru seharusnya menjadi pewaris risalah Nabi.
Mungkin karena doanya, guru-guruku, yang bukan jebolan pesantren, universitas terkemuka, atau bahkan lulusan luar negeri itu berjuang dengan segenap kekurangannya demi menambal kekurangan-kekuranganku, sebagai bibit yang sedang ditanamnya.
Sungguh, siapa saja yang bisa memaksa dirinya untuk menerima kebenaran dari siapapun datangnya, maka dia telah bersikap rendah hati di hadapan kebenaran dan bersikap adil, serta obyektif. Inilah sifat pelajar sejati, dia mau menerima ilmu dari siapa saja, dimana saja, dan milik siapa saja. Ia tidak menjadikan ilmu yang dicarinya itu terbatas pada sebagian orang dan tidak (mau menerima) dari yang lain. (Imam Muhammad bin Zain bin Sumayth)
Mungkin karena doanya, guru-guruku, yang bersahabat setia dengan motor bebek yang rawan mogok itu, dengan segenap rasa letih dan kantuknya berjuang agar kami kebal dengan rasa letih dalam mencari ilmu, sebab kebodohan kelak memang lebih melelahkan.
Mungkin karena doanya, bibit-bibit yang sedang ditanamnya itu, di duapertiga perjalanan Ramadhan ini, menyambut doa-doa mereka dengan doa-doa pula. Semoga Allaahu Ta’ala memberkahi kehidupan mereka, hingga anak cucunya, sebab generasi merekalah yang esok menjadi bibit penerus perjuangannya.
Mungkin karena doanya, bibit-bibit yang sedang ditanamnya itu kini sedang berjuang menguatkan akarnya, melebatkan dedaunan dan bebuahannya, agar kelak hasratnya terbayar,
Jadilah seorang Muslim yang serupa pohon berakar kuat, berdaun lebat, lagi berbuah ranum. Ia kuat lagi menguatkan. Ia teduh lagi meneduhkan.
Maka ijinkan bibit-bibit itu berterimakasih kepada para petani yang telah mengubah rumput teki menjadi bakal beringin. Andai mereka tahu, jika pohon-pohon idaman itu sanggup berbicara, niscaya daun-daunnya akan menggetar hebat karena rasa syukur dipertemukan dengan petani-petani ikhlas serupa itu. Petani yang peluhnya tak pernah diupah. Petani yang kantuknya tak pernah lunas. Petani yang letihnya hampir-hampir beraroma darah.
Petani yang mungkin saja tak dikenal Bumi, namun kuharap seluruh penjuru Langit telah lebih dulu mengenal namanya.
Terimakasih telah bersedia menjadi petani yang merawat kami dengan segenap kesabaran, memupuk kami dengan sepenuh cinta, sehingga dengan itu kamipun belajar memahami apakah sebenarnya itu cinta.
Jangan katakan sesuatu pada seseorang bahwa inilah cinta. Cukup berbuatlah sesuatu, hingga nantinya ia tahu cinta itu apa.


Penulis "Laninalathifa"


Bila Jatuh Cinta



Ada do'a bagus dari seorang ulama mesir yaitu Hasan Al-bana, mengajarkan do'a jodoh yang terbaik.
Ya Allah, jika aku jatuh cinta, cintakanlah aku pada seseorang yang melabuhkan cintanya pada-Mu, agar bertambah kekuatan ku untuk mencintai-Mu.
Ya Muhaimin, jika aku jatuh cinta, jagalah cintaku padanya agar tidak melebihi cintaku pada-Mu
Ya Allah, jika aku jatuh hati, izinkanlah aku menyentuh hati seseorang yang hatinya tertaut pada-Mu, agar tidak terjatuh aku dalam jurang cinta semu.
Ya Rabbana, jika aku jatuh hati, jagalah hatiku padanya agar tidak berpaling pada hati-Mu.
Ya Rabbul Izzati, jika aku rindu, rindukanlah aku pada seseorang yang merindui syahid di jalan-Mu.
Ya Allah, jika aku rindu, jagalah rinduku padanya agar tidak lalai aku merindukan syurga-Mu.
Ya Allah, jika aku menikmati cinta kekasih-Mu,
janganlah kenikmatan itu melebihi kenikmatan indahnya bermunajat di sepertiga malam terakhirmu.
Ya Allah, jika aku jatuh hati pada kekasih-Mu, jangan biarkan aku tertatih dan terjatuh dalam perjalanan panjang menyeru manusia kepada-Mu.
Ya Allah, jika Kau halalkan aku merindui kekasih-Mu, jangan biarkan aku melampaui batas sehingga melupakan aku pada cinta hakiki dan rindu abadi hanya kepada-Mu.
Ya Allah Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta pada-Mu, telah berjumpa pada taat pada-Mu, telah bersatu dalam dakwah pada-Mu, telah berpadu dalam membela syariat-Mu. Kokohkanlah ya Allah ikatannya. Kekalkanlah cintanya. Tunjukilah
jalan-jalannya. Penuhilah hati-hati ini dengan nur-Mu yang tiada pernah pudar. Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan bertawakal di jalan-Mu. Aamiin
.
.
Kontribusi oleh @nuraidaafirani
#duniajilbab
#vsco #vscocam #vscoislami #islamicposts #islamicquotes #duniajilbab #wanitasaleha #tawakal #jodoh #cinta #doa beraniberhijrah #jodohsejati #jomblomulia #nuraidaafirani #nikahasik #menikahbahagia #muslimah #islam #islamicteachings #balikpapan #indonesia_photography

Friday, 27 November 2015

KISMIS SEBELUM ANGGUR


Oleh: Ustadz Aan Chandra Thalib, حفظه الله تعالى
Mari bercermin…
Yang paling banyak merusak dan menyibukkan para ulama saat ini adalah perilaku sebagian anak-anak muda yang tergesa-gesa dalam memetik hasil usaha menuntut ilmu. Mereka sangat mudah mengutarakan pendapat dan berfatwa pada setiap masalah. Mengatasi persoalan anak-anak muda seperti ini jauh lebih sulit ketimbang mengatasi persoalan masyarakat.
Ingat… Bila engkau masih berstatus pemula dalam menuntut ilmu agama, maka jangan memposisikan diri seolah-seolah dirimu adalah Syaikhul Islam, yang mudah mengeluarkan pendapat pada masalah-masalah besar.
Bersabarlah sampai keilmuanmu benar-benar matang. Bila ada yang bertanya tentang suatu permasalahan yang belum engkau pelajari, maka sarankan agar ia bertanya pada orang yang lebih berilmu darimu, atau berikan kontak ulama yang mumpuni.
Sungguh… Jangan jatuhkan dirimu ke jurang neraka karena berbicara tanpa ilmu.
Ada ungkapan yang mengatakan,
تزبب قبل ان تحصرم
“Menjadi kismis sebelum menjadi anggur yang matang”
Ya, sebelum menjadi kismis, anggur mengalami beberapa fase, yaitu menjadi bunga, kemudian menjadi bakal buah sampai berubah menjadi anggur hijau yang sedikit lunak, kemudian memerah dengan rasa yang lebih manis untuk selanjutnya menjadi kismis. Sebagaimana anggur yang mengalami sekian fase sampai menjadi kismis begitulah seharusnya penuntut ilmu, hendaklah ia melewati setiap fase dalam menuntut ilmu, hingga ia benar-benarlayak berfatwa.
Ingat juga, bahwa dokter yang keilmuannya setengah-setengah sangat berbahaya bagi pasien. Maka begitu juga dengan penuntut ilmu yang setengah-setengah dalam belajar, dia akan sangat berbahaya bagi umat.
(Faidah dari majelis sama’ dan ta'liq ‘terhadap Kitab Tauhid karya Imam Ibnu Khuzaimah bersama Syaikh Al Musnid Hamid Akram Bukhory -hafidzahullah-)
Be sure that your mouth isn’t faster than your brain. *remindmyself*

Tuesday, 10 November 2015

Allah Maha Menutupi




Rasanya, semakin hari Allah makin membuat kita yakin dan sadar bahwa; kita, hanyalah makhluk hina, pun jika tampak bagus dan mulia —di mata manusia— itu hanya semata mata karena Allah telah tutupi aib kesalahan serta dosa dosa kita. Bagaimana tidak, jika saja Allah tampakkan semua dosa kita pastilah tidak ada satupun yang kan sudi melihat wajah kita
Allah, —mari bersama kita renungi ini— salah satu namaNya adalah As-sittiir, yang bermakna amat teramat berlebih dalam menutupi kesalahan aib serta dosa kita.
Jikalau Allah berkehendak, sangat mudah baginya untuk tidak menutupi serta membuka dosa kita, ke hadapan manusia.
Ada beberapa faidah yang terkandung dari memahami nama Allah As-Sittiir:
Pertama, tidak menceritakan dosa sendiri kepada orang lain, kecil ataupun besar.
Dalam shahih muslim disebutkan bahwa Rasulullah mengatakan “setiap ummatku akan mendapat ampunan kecuali yang menampakkan dosanya, dan diantara menampakkan dosa adalah seseorang berpagi, dan Allah telah menutupi dosanya semalam, lalu ia menceritakan aku telah melakukan ini itu.”
Menceritakan dosa, bisa berakibat tidak diampuninya dosa tersebut, hendaknya kita jika bercerita —atau curhat— tidak menceritakan hal yang berkaitan dengan dosa.
Kedua, tidak membeberkan cerita dosa atau aib orang lain.
Karena kata Rasulullah, barangsiapa yang menutupi aib saudaranya maka Allah kelak akan menutupi pula aibnya.
Ketiga, Allah memang menutupi dosa kita, tetapi bukanlah artinya kita tmerasa aman dan bersantai atas hijab Allah tersebut, ia haruslah disegerakan untuk dihapus dengan taubat.
Karena merasa aman dan pula meremehkan dosa, adalah dosa yang besar.
Keempat, memahami makna dari nama Allah As-Sittir seharusnya akan membuat kita semakin takjub dan cinta kepada Allah, Allah tetap menutup-nutupi dosa kita padahal Allah lah yang peraturannya dilanggar, Allah lah yang diingkari, Betapa ini semua menunjukkan Allah maha pengasih kepada kita.
*********************
Kalimat kalimat ini hanyalah sebuah pengingat untuk diri sendiri, jika harus menunggu suci baru kemudian berbagi perihal agama rasanya tidak akan ada orang yang berhak berbagi seperti ini di muka bumi.
Ghufroonaka yaa rabb, setelah sekian lama akhirnya memberanikan diri ngepost tulisan ini, saya bukanlah orang yang lebih baik dari teman teman, ghufroinak ghufroonak.

via udashidiq

Mimpi Indah Yang Nyata


Saudah seakan terbangun dari mimpi di suatu pagi
Mendapati dirinya sebagai sebagai seorang istri Rasulullah
Dia merasa segan menghadapi kemuliaan suaminya
Membandingkan dirinya dengan Rasulullah
Dengan Khadijah istri pertama Rasulullah
Dengan Aisyah pengantin kecil yang ditunggu
Saudah merasa bumi seolah bergoncang
Dilanda kebingungan serta keheranan
Jiwanya tak dapat menipu dirinya
Dia mengerti antara dirinya dan hati Rasulullah
Terdapat tabir yang tak mungkin dapat ditembus
Dan dia sangat mengerti sejak detik pernikahannya
Rasulullah merasa kasihan
Bukanlah rasa cinta
Namun semua dugaannya salah
Justru Saudah merasa puas,
Rasulullah telah mengangkat derajatnya
Menjadi wanita yang mulia
Dengan kehidupan yang bahagia.
Ialah Saudah,
Istri terkasih Rasulullah SAW.
Saudah,
cinderella yang dijemput pangeran mulia.
Janda biasa yang merasa minder bersuami Rasulullah, bahkan tak sebanding dengan Khadijah dan Aisyah,
namun tetap.. ia ratu bagi istana cintanya bersama Rasulullah SAW.
MasyaAllah, mimpinya menjadi nyata.
Sahabat Shalehah?
Walaupun kita tak sama dengan Khadijah, Aisyah, maupun Saudah,
Tapi.. teruslah berdoa dan berusaha memantaskan diri.
Semoga Allah pasangkan kita dengan lelaki mulia nan sholeh.
AAMIIN :)

Manda Ina Agustina

Jika Mau


Jika mau aku bisa menyapa lebih dulu, bertanya kabar tentang rindu, dan bersama kita nikmati waktu. Jika mau aku akan dengarkan segala cerita, biarkan hati tuahkan semua rasa, dan biarkan cinta tumbuh berbunga. Jika mau aku bisa mencuri, biarkan hati nyaman mengagumi, dan rasa tertawan mimpi
Tapi, aku tahu kau wanita, tulang rusuk yang bengkok, lebih banyak gunakan rasa dari logika. Pujian kagumku, mungkin bagimu adalah janji masa depan. Senyum tulusku, bisa jadi bagimu adalah sebuah tanda (kode).
Jadi, kuputuskan untuk diam dan berhenti. Aku ingin menjaga, bahkan sebelum kau halal bagiku. Karena buatku, mendekati atau mau didekati sebelum siap adalah KEJAHATAN. Dan memberi harap sebelum tahu arah kaki melangkah adalah PENYIKSAAN.
Aku tak minta kau mengerti atau menanti. Karena jodohku sudah menunggu, bahkan sebelum aku dilahirkan. Dan kelak jika cinta itu bersemi lagi, maka hati hanya inginkan pernikahan, restu suci dari wali, bukan yang lain ^^
Sen @SenyumSyukur 
Senyum Syukur Bahagia
#Teuku Ns #SenyumSykur