Blogroll

Tuesday, 23 June 2015

Hijab Bukan Menunggu Sempurna


Banyak orang beralasan "saya belum siap" karenanya menunda berhijab, padahal hijab itu bukan penanda "aku sudah sempurna", tapi justru "aku ingin taat" dan "aku ingin dekat dengan Allah"

Hijab itu proses untuk menaati Allah, bukan tanda sudah taat. Maka bila belum siap dan masih merasa banyak dosa dan kekurangan, karena itulah harus berhijab, untuk belajar taat dan belajar jauh dari maksiat

Tidak ada yang sempurna, semua manusia pasti berbuat salah, karenanya Nabi Adam mencontohkan bagaimana sikap terbaik ketika mengetahui diri kita salah, yaitu mengakui kesalahan, menyesal atas kesalahan, memohon ampunan, dan tidak mengulanginya lagi

Bila kita terlahir sempurna, kita tak akan belajar apapun, tapi karena kita banyak maksiat, justru kita belajar taat, justru itu kita berhijab, supaya kita siap menemui Allah dalam keadaan taat

#YukBerhijab Syar'i 

HijabAlila

Sunday, 21 June 2015

Wanita Itu Membawa Surga


Wanita itu, yang sentuhannya lebih hangat dari mentari pagi. Memecah dingin bersamaan dengan kumandang adzan subuh. Disentuhnya pundakku halus, menggugahku penuh sabar, untuk menghadap Allah.
Wanita itu, yang bahunya mampu menopang seisi dunia, mengerjakan segala urusan rumah. Merapikan kamarku, membenarkan posisi koleksi bukuku, menggantung baju yang berserakan.
Wanita itu, yang batinnya lebih kuat dari sambaran guntur, meski terkena sakit, meski terkena demam. Namun cahayanya selalu setia memancar. Membuat seisi rumah, selalu dalam keadaan sakinah.
Wanita itu, yang suaranya mampu menyulam hati penuh kehangatan. Tak pernah absen memberi nasihat. Nasihat ibadah, kuliah, dan perempuan.
Wanita itu, yang memiliki kasih sayang lebih lebar dari sayapnya, selalu terjaga sepanjang malam ketika aku sakit. Tanpa mengeluh meski harus mondar-mandir ke dapur hanya untuk membawakan air putih. Tetap tersenyum ikhlas dengan tatapannya yang sebening embun.
Wanita itu, yang paling khawatir ketika jam pada dinding ruang tamu telah menunjukkan pukul sepuluh dan aku dengan tanpa kabar entah kemana. Tetap tersenyum, menungguku di ruang tamu.
Wanita itu, yang mampu membawakan angin penuh kerinduan. Membuat jarak tak lagi berarti, meski jarak memisahkanku dengannya. Pun tak pernah luput menghubungiku, ketika langit penuh bintang yang menghempaskan cahayanya, ketika bulan melepas rindu kepada bumi. Bercerita sepanjang malam suntuk, penuh warna dan tawa. Meski setelah itu, terkadang isak tangis menghiasi ingatanku padanya.
Wanita itu, yang selalu kudo'akan dalam tangis sepertiga malam, dirinya aku sisipkan dalam tahajud. Agar panjang umurnya, agar diterima ibadahnya, agar Allah mengampuni dosanya, sebagaimana ia mendidikku dan memaklumi kenakalanku sewaktu kecil.
Dan…
Wanita itu, yang telapak kakinya lebih berharga dari dunia dan seisinya.

Bogor, 12 Juni 2015 | Seto Wibowo

Wednesday, 10 June 2015

Cerpen : Terima Kasih Telah Menjaga Diri


Terima kasih telah menjaga diri, terima kasih juga telah bersedia bersabar. Bersabar terhadap perasaan yang sedang tumbuh, ingin sekali mekar, ingin sekali segera ranum. Akan tetapi, kita masih percaya bahwa untuk menjadi mekar, kita perlu waktu. 
Terima kasih karena aku rasa, Allah tetap menjadi yang pertama. Bila kelalaian kita menjaga diri, membuat orang lain berasumsi sedemikian rupa. Semoga kita segera diselamatkan dan ku rasa, Dia pasti segera menyelamatkan.
Terima kasih telah bersedia bersabar. Karena aku pun sedang bersabar menunggu waktumu yang lebih luang. Karena sekarang, begitu banyak kesibukan yang bila kita tidak bersabar dan gegabah. Justru bisa jadi membuat kita salah mengambil keputusan.
Terima kasih telah menjaga diri. Karena aku akan menjagamu dari perasaanku yang sedemikian rupa. Entah bagaimana caranya. Entah harus berdoa seperti apa. Karena kita tahu pasti, salah satu dari kita akan memulai. Dan itu aku. Diwaktu yang nanti akan aku cari tahu entah bagaimana caranya. Karena aku tidak akan membiarkanmu terlalu lama berasumsi. Karena aku tahu, kita benar-benar sedang diuji dengan kehadiran masing-masing. Kita sama-sama menjadi ujian satu sama lain. Mari menangkan! 
Yogyakarta, 20 Mei 2015 | 2.37 a.m | ©kurniawangunadi

JIKA ANDA SEPERTIKU, MAKA BERUBAHLAH SEBELUM TERLAMBAT




Aku mulai lupa dengan bacaan dzikir pagi dan sore, karena telah lama aku tidak membacanya.
Shalat sunat “rowatib” (yang dilakukan sebelum dan sesudah shalat wajib) telah kuabaikan, tidak tersisa kecuali shalat sunat fajar, itu pun tidak setiap hari.
Tidak ada lagi bacaan Alquran secara rutin, tidak ada lagi malam yang dihidupkan dengan shalat, dan tidak ada lagi siang yang dihiasi dengan puasa.
Sedekah, seringkali dihentikan oleh kebakhilan, keraguan, dan kecurigaan… berdalih denga sikap hati-hati, harus ada cadangan uang, dan puluhan bisikan setan lainnya.
Jika pun sedekah itu keluar dari saku, nominalnya sedikit dan setelah ditunda-tunda.
Satu dua hari, atau bahkan sepekan berlalu, tanpa ada kegiatan membaca kitab yang sungguh-sungguh.
Seringkali sebuah majlis berakhir dan orang-orangnya bubar, mereka telah makan sepenuh perut dan tertawa sepenuh mulut, bahkan mungkin mereka telah makan daging bangkai si A dan si B, serta saling tukar info tentang harga barang dan mobil… Tapi, mereka tidak saling mengingatkan tentang satu ayat, atau hadits, atau faedah ilmu, atau bahkan doa kaffarotul majlis.
Inilah fenomena zuhud dalam sunnah, berluas-luasan dalam perkara mubah, dan menyepelekan hal yang diharamkan.
Sholat dhuha dan witir sekali dalam sepekan.
Berangkat awal waktu ke jum’atan dan sholat jama’ah; jarang sekali, bahkan hampir tidak pernah.
Berlebihan dalam makanan, pakaian, dan kendaraan… tanpa rasa syukur.
Musik selingan dalam tayangan berita dan tayangan dokumenter menjadi hal yang biasa.
Orang seperti ini apa mungkin memberikan pengaruh di masyarakatnya, sedang pada diri dan keluarganya saja tidak.
Orang seperti ini, apa pantas disebut pembawa perubahan, ataukah yg terbawa arus lingkungan?
Pantasnya, dia disebut penelur prestasi atau penikmat produksi?
Maka, hendaknya kita koreksi diri masing-masing… semoga Allah mengampuni keteledoran kita selama ini.
Sebagian ulama mengatakan:
“Tidaklah kepercayaan masyarakat terhadap sebagian penuntut ilmu menjadi goncang, melainkan saat melihat mereka di shaff terakhir melengkapi rekaat shalatnya yang tertinggal”.
Semoga Allah merahmati orang yang mengingatkan kita dengan pesan ini.
Ustadz Musyaffa Ad Dariny, حفظه الله تعال
[Terjemahan dari status berbahasa arab dg sedikit penyesuaian].
#repost
#tegurandiri
#note2myself 
#chuyakasim

Berbeda Pendapat Bukan Berarti Mesti Bermusuhan


Sungguh mengagumkan apa yang dikatakan oleh ulama besar semacam Imam Syafi’i kepada Yunus Ash Shadafiy -nama kunyahnya Abu Musa-. Imam Syafi’i berkata,
يَا أَبَا مُوْسَى، أَلاَ يَسْتَقِيْمُ أَنْ نَكُوْنَ إِخْوَانًا وَإِنْ لَمْ نَتَّفِقْ فِيْ مَسْأَلَةٍ
“Wahai Abu Musa, bukankah kita tetap bersaudara (bersahabat) meskipun kita tidak bersepakat dalam suatu masalah?” (Siyar A’lamin Nubala’, 10: 16). 

~ Pertanyaan yang Butuh Jawaban: Apa Makna Pernikahan? ~





Oleh: Ust. DR. Syafiq Riza Basalamah, MA -hafidzahullahu- 

Akhi Ukhti,

Aku ingin mengajakmu untuk merenung..

▶ Apa sih makna sebuah pernikahan?

 Bila sebelumnya engkau telah menyentuh pasanganmu

 Engkau telah duduk bersanding dengannya

 Engkau telah berpelukan erat dengannya

 Engkau telah berjalan berduaan dengannya

 Engkau telah bersembunyi di balik tabir menutup pintu dari pandangan manusia bersamanya

 Yang lebih parah lagi engkau sudah pernah tidur di atas kasur berduaan dengannya

▶ Lalu apa artinya akad nikah?

▶ Apa gunanya resepsi?

▶ Apa gunanya saksi dan wali?

▶ Apa gunanya mengumumkan kepada khalayak ramai pernikahanmu?

 Jika semua orang telah mengetahui hubunganmu dengannya

 Dan Sang Pencipta telah melihat kelakuanmu selama ini

▶ Apa masih ada yang sakral dari pernikahan yang seperti ini?

 Hanya sekedar untuk mendapatkan buku hijau & merah, namun semuanya sudah dilakukan sebelum akad nikah

 Jangan membohongi dirimu sendiri dengan berpura-pura menikah

 Memulai lembaran baru sebagai pasutri

 Yang dahulunya haram menjadi halal

 Yang dahulu dilarang menjadi sebuah anjuran

 Padahal sebelum akad nikah kau sudah menghalalkan semuanya

✅ Islam adalah agama yang menghargai wanita

 Menghormati dan menjaga putri Adam

 Wanita di dalam Islam bukan barang dagangan yang bisa kau pegang-pegang sebelum kau menikahinya

 Dia bukan pakaian yang bisa kau coba-coba untuk melihat keselarasannya 

 Dia bukan makanan yang bisa kau cicipi rasanya

 Namun dia adalah mutiara indah di dalam cangkang kerang yang hanya boleh disentuh, dipegang, dibuka dan dibawa oleh yang telah melakukan ijab qabul

 Itulah keindahan pernikahan di dalam Islam

✅ Kesakralan akad nikah

 Itulah guna seorang wali dan saksi

 Bukan hanya sekedar mendatangkan penghulu dan bertanda tangan di dalam buku

 Sebagian manusia merasa berakal

 Merasa berperadaban

 Merasa lebih baik dari binatang

 Namun perilakunya tak ubahnya seperti binatang

 Lihatlah ayam betina

 Di mana bertemu pejantan dia dinaiki olehnya

 Sebagian wanita hanya dengan kedipan mata

 Atau rayuan gombal dia lupa harga dirinya

 Entah siapa yang salah, si laki atau si perempuan?

 Kalau binatang itu suatu kewajaran

➡ Apakah sampai seburuk itu perilaku manusia?

✅ Allah berfirman,

وَلَقَدْ ذَرَأْنا لِجَهَنَّمَ كَثِيراً مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِها وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِها وَلَهُمْ آذانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِها أُولئِكَ كَالْأَنْعامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولئِكَ هُمُ الْغافِلُونَ (١٧٩)

“Dan telah kami ciptakan sebagai penghuni neraka jahanam dari bangsa jin dan manusia, mereka memiliki hati namun tidak berpikir dengannya, memiliki mata namun tidak melihat dengannya, memiliki telinga namun tidak mendengar dengannya, mereka ibarat binatang ternak, bahkan mereka lebih tersesat, mereka adalah orang-orang yang lalai.” ()

❎ Kalau tidak ingin seperti binatang

➡Cobalah berpikir dengan hatimu

➡Dengarkan dengan telingamu

➡Pandanglah dengan matamu

➡Allah tidak menciptakanmu sia-sia

➡Belajarlah agamamu kalau masih ingin disebut insan

✅ Kemarin aku habis menghadiri sebuah walimah pernikahan di tengah ibu kota
Jakarta

➡ Suatu walimah yang penuh makna

➡ Pasangan pengantinya belum pernah bersentuh tangan

➡ Belum pernah di atas motor berboncengan

➡ Belum pernah duduk berduaan

➡ Sentuhan mereka adalah sentuhan yang dibalut Mawaddah dan Rahmah 

➡ Bersandingnya mereka karena perintah dan ridha Sang Pencipta

➡ Pelukan mereka bernilai sedekah

✅ Sungguh indah dan penuh berkah

➡ Semoga mereka berdua dan bersama keluarganya senantiasa dijaga Allah

➡ Itulah pernikahan yang sebenarnya

➡ Untukmu yang menikah dengan tuntunan syariah, aku ucapkan

بارك الله لك وبارك عليك وجمع بينكما في خير 

Saturday, 6 June 2015

🍀 KISAH INSPIRATIF MAHASISWI LIPIA🍀



Ada yang janggal, 
Ada yang hilang,
Gadis berjilbab biru itu dilanda kepanikan luar biasa. Apa pasal? Ia kehilangan dompet hitam yg berisi semua kartu- kartu pentingnya. Bermula saat ia turun dari angkot s11 dan berniat untuk mengambil kartu berobat saat tiba depan puskesmas. Namun ia tak menemukannya. Aduhai, bagaimanalah ini? 
Apakah ia kecopetan atau dompetnya terjatuh?
Baiklah, lupakan sejenak check up di puskesmas, sepertinya ia harus kembali menyusuri jalan tadi. Beruntung ia masih menyimpan uang di saku rok nya yang cukup untuk membayar angkot.
Dengan penuh harap mahasiswi Lipia mustawa takmili awal itu cemas menyusuri Jalan Asnawi,melihat sana-sini berharap menemukan si “hitam”. Nihil, sang dompet tak mau menampakkan dirinya. Ketakutan segera menggelayuti, dompet itu berisi ktp, atm dan kartu mahasiswanya. 3 hari lagi ujian nihaiy ( akhir semester) , jika ia tak mendapatkannya alamat ujian terancam gagal . Apalagi ia mahasiswi perantauan, semuanya tak semudah di kampung halaman.
Matanya nyaris basah, kesedihan menyeruak. Tangisnya hampir luruh kalau saja sekelebat ayat kesabaran tak datang memenuhi otaknya.
“Ishbirii, ishbirii, la'allahu khoir” gumamnya pelan. 
Ia pulang dan segera membaca mushaf mencoba menyembuhkan gundah hatinya. “Ashobatni musibah ( aku ditimpa musibah) ” ujarnya pada temannya dengan suara bergetar saat temannya menanyainya. Ia teringat abangnya dan mengabarkan beliau. Tak disangka abangnya segera mengirimkan uang untuknya. Ajaibnya jumlah yg dikirim 10 x lipat dari jumlah yg hilang, padahal ia tak menyebutkan nominal yg hilang. Subhanallah, Allah langsung mengganti uangnya 10 x lipat. 
.
Hari itu juga dia langsung menuju kantor polisi mengurus kartu- kartu penting yg hilang. Tak terbayang dia harus mendatangi beberapa bank dan kantor Republika untuk mempublish berita ini syarat mendapatkan kartu mahasiswa dari Ma'had. Esok pagi yg bertepatan dgn ujian penerimaan syariah “penerimaan” itu datang. Usai shalat dhuha angin tawakkal itu menghampirinya hingga ia merasakan tenang tiada tara. La'allahu khoir, la'allahu khoir, batinnya kali.
Tiba2 “ting” , terdengar bunyi pesan dr hp nya, setelah ia baca,
“ Ayo ke Ma'had, dompetnya ada di Ibu satpam”
Allahu akbar!! Ternyata ada laki-laki amanah yg menemukan dompetnya di sebuah gang dan meyerahkan pada kampus lipia. Ia benar- benar tak menyangka mendapatkan kembali dompetnya yang hilang .Sungguh pertolongan Allah itu benar-benar datang. Masyaallah, sungguh Allah hanya mengujinya dgn kehilangan, lalu mengembalikan dan mengganti uang yg hilang dengan 10 x lipat.

Mari belajar darinya sebuah tawakkal. Kita memahami darinya untuk membaca al quran dan shalat saat ditimpa musibah. Dan “BLAAM”, pertolongan Allah benar- benar datang bagi hamba-Nya.
🎁 Jika kamu mendapat musibah, Allah tak memintamu untuk memikirkannya hingga penat, Allah hanya memintamu untuk sabar dan shalat ( Qs Al-baqarah: 153)😊
Silahkan bagikan supaya bermanfaat 😄
Izzatur Rifdah Ismail
Temukan kami #KIMenulis😊