Blogroll

Tuesday, 24 March 2015

Tulisan: Menjadi Baik


Jadilah perempuan baik. Yang benar-benar baik. Bukan, ini bukan tentang kamu yang harus sering-sering memberi barang ini-itu kepada pasangan. Karena kebaikan tidak bisa dinilai dari seberapa banyak materi yang sudah kamu beri pada pasanganmu.
Jadilah baik. Baik yang benar-benar baik.
Bicaralah selalu dengan kata-kata baik, bukan keluhan, bukan cacian.
Wanita yang suka mengeluh menandakan hatinya rapuh, tidak kuat, dan cepat putus asa. Jika sudah begini, pada siapa nanti anaknya akan bergantung?
Bersikaplah baik. Jangan kasar.
Perempuan tidak boleh kasar. Entah lidah, entah sikap. Jangan menjadi perempuan yang tak mampu menjaga sikap, yang jika marah sudah hampir seperti orang kerasukan, bicara ini-itu, ke semua orang membuka aib orang lain yang dia bilang sudah menyakitinya. Untuk para lelaki jangan dekati tipe wanita seperti ini. Saya perempuan, tapi saya tidak setuju dengan sikap perempuan yang tidak tahu menempatkan dirinya seperti ini.
Jadilah perempuan yang bisa menghargai diri sendiri dengan tidak membuka aib ‘dapurmu’ di pasar-pasar. Perempuan seperti ini adalah tipe perempuan yang tidak percaya pada dirinya sendiri sehingga membutuhkan peng-iya-an dari orang lain untuk mendukung kebenaran ucapannya, yang entah benar, entah tidak.
Jadilah perempuan baik. Yang mampu membuat lelakinya betah tinggal di rumah karena dia mampu menjadikan suasana rumah layaknya surga kecil untuk keluarganya.
Tidak ada lelaki mana pun yang betah tinggal di rumah dimana wanitanya suka marah-marah, suka cemburuan, posesif tingkat akut, dan curiga berlebihan. Apalagi perempuan yang sangat suka mengungkit masa lalu. Oh no! >,<
Jika kamu percaya bahwa jodoh adalah urusan Tuhan, maka serahkan semuanya, sekali lagi, S E M U A N Y A, pada Tuhan. Kamu, cukuplah berusaha menjadi BAIK, sebaik-baiknya, kemudian yakinlah bahwa Tuhanmu Yang Maha Baik juga akan membalasmu dengan kebaikan yang serupa atau bahkan mungkin jauh lebih besar.
Sudah?
Percayalah, saya pun bukan wanita baik, tapi setidaknya saya belajar untuk terus jadi lebih baik. Semoga Allah berkenan membalas usaha saya ini dengan membuat hati pasangan saya nanti bahagia memiliki saya sebagai wanitanya. Semoga kamu juga.
:)
Fitriyani

Monday, 23 March 2015

Tulisan: Kembali


Tuhan, ini surat dari hamba dhoifMu…
Tuhan, ijinkan aku kembali padaMu taktala aku sedang berduka maupun suka.
Tuhan, hambaMu ini sungguh amat lemah, tak ada daya serta upaya selain dari padaMu.
Tuhan, hamba tahu bahwa kekecewaan tak akan pernah tak ada dalam hidup ini. Namun Tuhanku, berikanlah cahaya kekuatanMu dalam batinku.
Tuhan, dunia ini sungguh begitu penuh fatamorgana.Maka wahai Tuhan, jangan biarkan hamba tenggelam di dalam dunia ini.
Tuhan, hamba tahu bahwa segala hal-hal yang hamba inginkan boleh jadi tak terwujudkan, boleh jadi itu bukan yang terbaik untuk hamba. Karena itu wahai Tuhan, kuatkanlah hati hambaMu yang mudah retak ini. Sekalipun retak, namun hamba mohon tetaplah disini. Hamba mohon, ijinkanlah hamba kembali padaMu, pada jalanMu.
Tuhan, hambaMu ini penuh ketakutan. Namun, hamba tahu Engkau Maha Pelindung. Maka wahai Tuhan, jangan biarkan hamba takut akan hal-hal duniawi. Ijinkanlah hamba kembali, ijinkan hamba hanya takut, hanya takut padaMu saja.
Tuhan, terimakasih atas segala hal yang telah Engkau titipkan pada hamba. Atas segala kebaikan-keaibaikan yang telah Engkau berikan selama ini. Ijinkan hamba menjaganya dijalanMu.
Dan Tuhan, ijinkanlah hamba kembali pada jalanMu, sampai nanti hamba berpulang kepadaMu.
Fikratus Sofa M

Kepada Calon Ibu Mertuaku, dari Lelaki yang Akan Segera Mendampingi Putrimu



Ibu, sebentar lagi anakmu akan bertambah satu.
Bukan karena Ibu akan melahirkan untuk kesekian kalinya - tentu tak mungkin mengingat usia Ibu yang tak lagi muda - namun karena putri Ibu yang sudah dewasa akan segera dipersunting oleh seorang Laki-laki.
Aku bersyukur bahwa Lelaki itu adalah aku.
Akulah yang akan menjadi anak Ibu yang baru.
Terima kasih, Ibu, karena sudah mempercayakan putrimu kepadaku.
Terima kasih, karena sudah merawat dan membesarkannya dari kecil hingga dewasa,
Kini giliranku yang akan mendampinginya. Terima kasih, Bu, telah merelakannya.
Aku Sadar. Aku tidak akan bisa menyaingi rasa sayangmu kepada Putrimu. Penerimaanmu padaku adalah anugerah yang tak terkira.
Aku memang Lelaki yang biasa-biasa saja. Terima kasih, Bu, karena sudah percaya bahwa cinta lebih bernilai dibandingkan nama keluarga atau rupa.
Aku siap belajar menjadi Lelaki teladan.
Semoga aku bisa menjadi suami yang istimewa.
Jangan khawatir Bu, esok saat hari istimewaku tiba, putri kesayanganmu tidak akan pergi ke mana-mana.
Ibu, tidak usah cemas jika aku akan menggantikan posisi ibu.
Karena memang ada dua tempat di lipatan hati calon Istriku.
Untukku, Lelaki yang akan mendampinginya dan untuk Ibu, wanita yang telah melahirkannya ke dunia.
Zainal Arifin

Kepada Tuhan: Dari HambaMu yang Rindu dan Ingin Kembali Lebih Dekat


Ya Allah , sebenarnya kau tak ubahnya kawan lama. Kau mengerti seluruh rahasiaku sampai ke lapisan terdalamnya
Dari semua entitas di dunia Kau sempat jadi yang terasa paling bisa dipegang janjiNya.
Sampai momen perubahan itu tiba….
Seiring umur yang kian dewasa, telah kucoba banyak sisi yang ditawarkan dunia. Dan kuyakin, Kau pun turut ambil andil dalam mengatur arah kompasnya
Kau perlu tahu satu dan bahkan kau maha tahu fakta tentang yang kurasa saat meninggalkanMu.
Bukannya aku tak rindu, aku hanya terlampau…. malu Tuhan
Ya Allah Jika aku kembali, maukah Kau menerimaku? Hamba yang dulu manis tapi kini sudah penuh luka dan lebam biru?
Jika menilik lagi ke belakang, sungguh aku ingin mengikik saat ini.
Sebab kini kusadari. Meski tak kudatangi, sedikitpun Kau tak pernah pergi
Sebagai yang paling murah hati, kuyakin Kau pasti mengampuni.
Aku tak bisa banyak berjanji. Tapi kali ini biarkan aku berusaha jadi hambaMu yang lebih baik, “dengan caraku sendiri”
Akan kuganti permohonan, “Tuhan tolong aku ingin…” dengan “Tuhan, tolong tetapkan yang terbaik untukku.”
Hamba mohon, jadikan kesadaran ini tumpuan. Untuk perjalanan yang kelak lebih mengikuti marka jalan.
Kini giliranku berusaha mendekatiMu, merayuMu kembali datang dengan caraku sendiri. Sebab kuyakin Kau tak pernah ingkar janji. Langkahku mendatangiMu akan Kau balas dengan depa kaki. Jika kudatangi Kau sambil berjalan, Kau akan mendatangiku sembari berlari. Subhanallah
Zainal Arifin

Wednesday, 4 March 2015

Tak Perlu Ditunggu


Tahu gak?
Wanita itu harus bisa lebih menjaga perasaanya..
Lebih baik mengosongkan hati saja..
Kenapa?
Kalau laki-laki lebih mudah. Suka. Target. Persiapkan semuanya sebaik-baiknya. Lalu jika sang wanita masih single, kemungkinan diterima itu bisa saja.
Cuman ya kalau memang si wanita akhirnya menikah duluan ya bersabar aja. Berarti bukan jodohnya.
Tapi, kalau wanita, bayangkan ketika dihatinya sudah ada nama maka bagaimana nasib nya ketika ada yang melamarnya namun orang lain? Bisa saja menolaknya gara-gara perasaan, padahal yang melamar itu sesungguhnya lebih baik.
Akhirnya kalau istikharah pun menjadi kurang efektif kalau hati sudah condong.
Maka,
Para akhwat, anti akan repot sendiri kalau di hati sudah ada nama. Mungkin anti bisa nangis kalau yang ditunggu apalagi belum pasti itu nikah duluan.. haha
Jadi kosongkanlah saja, kalau suka pun itu fitrah. Asal jangan berlebihan dan tak perlu lah diungkapkan…
Karena akhwat, menunggu atau berharap dalam ketidaksiapan dan ketidakpastian itu melelahkan.
Dan ingat akhwat, jangan ada istilah “tunggu-tungguan” dalam hidupmu. Masa anti mau menunggu yang belum pasti? Emang yakin jodohnya dia? Emang yakin dia yang terbaik?
Sesungguhnya waktu akan mengungkapkan jati dirinya…
Jadi tak usah galau atau bimbang terus-terusan.
Yakin sajalah sudah ada yang mengatur semuanya dengan amat sempurna. Tinggal kita usahakan menjadi insan-insan terbaik yang hidup untuk Allah…
Yakinlah dunia akan mengikuti selama urusan akhirat nya juga baik…
InshaaAllah…
-Fitria Dewi Larassuci