Napoleon Bonaparte pernah mengatakan “The Qur’an wich alone can lead men to happiness.” Hanyalah Al Qur’an satu-satunya kebenaran yang mampu memimpin manusia kepada kebahagiaan.
Kita sebagai umat muslim tentu tahu betapa Al Qur’an sangat hebat, sangat ajaib, dan sangat luar biasa. Al Qur’an sebagai pedoman hidup umat muslim yang Allah berikan melalui manusia pilihan-Nya yaitu Nabi Muhammad SAW. Sebagai mukjizat, tentu Al Qur’an memiliki banyak keistimewaan.
Rumah yang didalamnya dibacakan ayat-ayat Al Qur’an akan terang dengan cahaya Illahi. Bukan oleh cahaya lampu-lampu hiasan rumah, tapi oleh cahaya yang dipancarkan huruf demi huruf dari Al Qur’an yang dibaca. Menjadikan rumah terasa longgar, menjadikan dada terasa lapang, dan menjadikan jiwa terasa tentram.
Bahkan ada banyak penelitian kedokteran yang telah menyimpulkan bahwa ketika tubuh manusia yang 2/3 berisi air ketika dibacakan Al Qur’an betapa ajaibnya bahwa air itu akan menjadi kristal sehingga memberikan efek positif pada tubuh dan dapat merasakan perubahan fisiologis yang sangat besar.
Abu Hurairah Rhadiyallahu Anhu berkata, “Rumah yang didalamnya dibacakan Al Qur’an akan dilimpahi kebaikan, dihadiri para malaikat dan akan dijauhi oleh syetan. Dan rumah yang tidak pernah dibacakan Al Qur’an akan terasa sempit, tidak ada kebaikan, didatangi oleh syetan dan dijauhi oleh malaikat.”
Betapa tidak, Al Qur’an memiliki keutamaan yang begitu dahsyat. Ia akan datang sebagai penolong kelak di hari akhir bagi orang yang selalu membacanya. “Bacalah Al Qur’an, sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat nanti membawa syafa’at (penolong) bagi orang yang membacanya dan mentaatinya.” (HR Muslim).
Selain itu, Rasulullah SAW pernah bersabda, “Pada hari kiamat nanti, Al Qur’an akan menemui penghafalnya ketika penghafal itu keluar dari kuburnya. Al Qur’an akan berwujud seseorang dan ia bertanya kepada penghafalnya: “Apakah kamu mengenalku?”
Penghafal tadi menjawab: “Saya tidak mengenal kamu. Siapa kamu?”
Al Qur’an berkata: “Saya adalah sahabatmu, Al Qur’an yang menbuatmu kehausan di tengah hari yang panas dan membuatmu tidak tidur pada malam hari. Sesungguhnya setiap pedagang akan mendapatkan keuntungan di belakang dagangannya dan kamu pada hari ini di belakang semua dagangan.”
Maka penghafal Al Qur’an tadi diberi kekuasaan di tangan kanannya dan diberi kekekalan di tangan kirinya, serta di atas kepalanya dipasang mahkota perkasa, mahkota yang sangat indah yang terbuat dari mahkota cahaya. Sedangkan kedua orang tuanaya diberi dua pakaian baru lagi bagus yang harganya tidak dapat dibayar oleh penghuni dunia keseluruhannya. Kedua orang tua itu lalu bertanya: “Kenapa kami diberi dengan pakaian begini?” Kemudian dijawab, “Karena anakmu hafal Al Qur’an.”
Kemudian kepada penghafal Al Qur’an tadi diperintahkan, “Bacalah dan naiklah ke tingkat-tingkat surge dan kamar-kamarnya.” Makaia pun terus naik selagi ia tetap membaca, baik bacaan itu cepat atau perlahan.
Sungguh pemandangan yang sangat indah sekali ketika kita bisa mempersembahkan hafalan Al Qur’an kita dihadapan Allah kelak. Betapa sangat menyenangkan ketika kita bisa memberikan jubah kemuliaan untuk kedua orang tua kita.
“…Kami menjadikan Al Qur’an itu cahaya…” (QS. Asy-Syura : 52)
Seorang muslim seharusnya bersyukur ketika bisa dikenalkan dengan Al Qur’an. Pada prinsipnya Al Qur’an adalah kitab suci yang mudah dipelajari. Bahkan Allah berfirman pada QS Al-Qamar : 17 “Dan sungguh telah Kami mudahkan Al Qur’an untuk peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?”
Dalam ayat itu, Allah bersumpah bahwa Dia mudahkan Al Qur’an untuk dipelajari. Al Qur’an adalah tadzkirotan limayyahsya, peringatan agar manusia selalu ingat, takut kepada Allah, tahu bahwa dia makhluk yang lemah, agar senantiasa tunduk kepada Allah, dan senantiasa bertaqarrub, taqarrub Illallah.
Seorang muslim seharusnya meyakini bahwa Al Qur’an mudah untuk dipelajari. Tidak ada alas an untuk tidak mempelajari Al Qur’an. Sesibuk apapun kita, pasti Allah mudahkan kita untuk menghafalnya. Mungkin kita bisa melihat betapa anak-anak Palestina dengan kondisi yang darurat bahkan bisa mempelajari Al Qur’an, ada juga Presiden yang hafal Al Qur’an, Mohammed Mursi Issa Ayat yaitu Presiden Mesir ke-5, padahal kita tahu betapa sibuknya seorang presiden, tapi beliau masih tetap istiqomah dengan menjaga hafalannya. Ada juga sosok Perdana Menteri yang hafal Al Qur’an yaitu Ismail Haniya, beliau adalah perdana menteri di dunia yang menyandang predikat penghafal Al Qur’an. Sebenarnya ada begitu banyak sosok penghafal Al Qur’an yang sangat menginspirasi, dari berbagai profesi, ada seorang dokter yang hafal Al Qur’an, seorang guru yang hafal Al Qur’an, seorang tunanetra yang hafal Al Qur’an, bahkan di kampus saya ada seorang satpam yang hafal Al Qur’an, mereka sama seperti kita banyak yang memiliki kesibukan bahkan mungkin lebih sibuk dari kita, tapi betapa hebatnya keistiqomahan azzam mereka dalam berjuang menghafalkan Al Qur’an dan slalu menjaga hafalannya.
Subhanallah, betapa kerennya mengenal sosok hebat yang sangat menginspirasi. Bagaimana dengan kita? Apakah kita akan mempersembahkan predikat cumlaude di akhirat nanti dan memberikan jubah kemuliaan untuk Abi dan Ummi kita? Bagaimana perjuanganmu? Sudah sejauh mana kita menjaga hafalan Al Qur’an? Jika belum hafal mari memulainya, karena belum terlambat. Dan jika sudah hafal, mari menjaga hafalan kita. Maukah kita menjadi salah satu keluarga Allah? Para ahli Al Qur’an adalah keluarga Allah. “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya.” (HR Bukhari dan Muslim)
© Maulaa Khalid, 22 November 2014
No comments:
Post a Comment