Blogroll

Friday, 21 November 2014

Teruntuk Seorang Laki-Laki


Untukmu laki-laki yang masih sendiri dan letih dalam pencarian belahan jiwamu, dengarlah ini…
Hentikanlah pengejaranmu untuk mendapatkan wanita yang cantik menurut nafsumu.
Cobalah buka mata hatimu bagi wanita yang cantik dalam pandangan Tuhan, dan engkau akan melihat banyak wanita sederhana yang kecantikannya sejati, yaitu yang daya tariknya berpendar dari hati yang bersih dan pikiran yang baik.
Wanita yang cantik dalam kesederhanannya, adalah wanita cantik yang sesungguhnya.
Pernikahanmu dengan wanita pilihanmu itu lebih panjang daripada kemampuan melengket dari bedak dan celak apa pun.
Engkau tak membutuhkan wanita yang kecantikannya baru tampil setelah proses berhias yang panjang dan meletihkan.
Yang kau butuhkan adalah wanita jujur yang damai wajahnya saat tidur, yang matanya terbelalak bergembira menyambut wajahmu yang biasa, yang tertawa renyah menyaksikan kelucuan anak kecil, yang berusaha menyenangkanmu dengan penganan yang dicoba dimasaknya sendiri, yang menghemat uangmu, yang menyemangatimu untuk menjadi profesional atau pebisnis yang sukses, yang memelihara kehormatannya, yang mesra dan manja kepadamu, tapi tegas dan galak dalam membela nama baikmu.
Selalu ingatlah, bahwa …
Wanita yang cantik dalam kesederhanannya, adalah wanita cantik yang sesungguhnya.
Semoga Tuhan segera mengenalkanmu dengan wanita baik itu, yang akan menjadi pendamping yang membahagiakan dan memuliakanmu, yang akan menjadi ibu dari anak-anakmu yang sehat, yang cerdas dan berbudi pekerti baik.
Semoga kalian dibahagiakan dalam pernikahan yang rukun, yang penuh keceriaan dan kesejahteraan, dalam usia yang panjang dan sehat.
via-Abdul Kadir

Saturday, 15 November 2014

Maka, nikmat Tuhan yang mana yang kamu dustakan

Malas sekali rasanya akhir akhir ini datang ke kampus.Malas sekali rasanya akhir akhir ini pergi ke Perpustakaan.Malas sekali rasanya akhir akhir ini ikut bergabung bersama teman teman.Hey, Ingat kah kamu dulu?Alangkah gembira nya kamu dulu mempunyai status menjadi Mahasiswa.Alangkah bahagia nya kamu dulu bercengkrama dengan beraneka ragam buku menarik yang setiap harinya memberi warna dalam pengetahuan mu.Alangkah Riang nya kamu dulu bersenda gurau dengan teman teman, diskusi bersama ada yang gak mau kalah dan ada yang selalu ingin benar.Semua itu memunculkan euforia dalam wajah mu.Ceria, semangat, pantang menyerah dan begitu Rajin nya dirimu segede alaihim gambreng.
Lantas, knp kini berbeda?Tidak bersyukur kah engkau masih dapat diberi kesempatan menuntut ilmu. Masih bisa dengan mudah mencari buku apapun yang ingin kamu baca. Masih bisa mengadahkan tangan jika ingin membeli sesuatu.
Pernah kah kamu merasakan setiap hari nya harus membagi waktu antara mengajar, kuliah, ataupun jualan demi penghasilan tiap bulan nya digunakan untuk ongkos kuliah?

Pernahkah kamu merasakan risau saat nilai smester mu turun dan ketakutan akan beasiswa kuliah mu dicabut ?
Pernahkah kamu begitu menahan rasa menggebu ingin membeli sesuatu yang memudahkan kuliah namun tidak punya uang cukup? Hanya menelan ludah yang dirasa.
Jika tidak, bersyukurlah.

Bukan Tak Ingin, Memang Belum Saatnya


Aku tidak sedang mencari, tidak pula sedang menunggu. Bila sekarang aku dipertemukan denganmu, itu di luar dugaanku. 

Aku tak bisa menolak takdir, tapi aku bisa membuat keputusan. Bohong jika aku tidak tertarik dengan semua kebaikan yang ada pada dirimu. Aku masih normal untuk jatuh hati pada ciptaan-NYA yang begitu menawan.

Aku belum berniat mencari, tapi bila sekarang kita dipertemukan, mungkin ini sebuah ujian. Aku mulai sadar akan apa yang hendak kutuju. Aku mulai paham atas apa yang ingin kulakukan. Tapi memintamu menunggu, itu di luar kuasaku. 

Aku tak suka membuatmu khawatir, sementara aku belum bisa menenangkanmu. Aku tak suka melihatmu dirundung rindu, sementara aku belum bisa membersamaimu. Bila kau benar cinta, kuharap kau paham dengan keputusanku.
Kumohon jangan katakan padaku bila kau menungguku. Aku takut tak kuat menahan nafsu. Bila kau benar cinta, kumohon hormati pula prinsipku. Bila yang lalu kau khilaf, aku menyadarinya, aku pun sering begitu.
Jika kau tak bisa menghormati pilihanku, maaf bila aku memilih menghindar. 

Mungkin kelak aku akan menyesal bila kudapati kau berlabuh dengan yang lain. Itu tak mengapa, aku percaya DIA hanya memilihkan yang tepat. Bila pun aku tak dipertemukan jodohku di dunia, mungkin jodohku ada di surga. Bukan aku tak percaya akan janjimu, tapi aku lebih suka mengejar janji-Nya
Kuharap kau cukup paham untuk tetap melebarkan senyum. Karena yang kita duga, belum tentu yang DIA suka. Mari mengejar janji-Nya saja.
Aku bisa menjanjikan banyak hal, tapi semoga takkan kulakukan. Bila aku mulai melontarkan itu, tolong tegur aku. Kau tak mau bukan hidup bergelimang bualan?

Ibadahmu Untuk Apa?

Untuk diriku dan beberapa teman:
Jangan terperdaya dengan ungkapan “Tingkatkan kapasitas untuk jadi pantas”. Ungkapan ini beberapa kali terucap/tertulis untuk hal yang berkaitan dengan jodoh.
Ketahuilah, sungguh Allah tidak butuh shalatmu, puasamu, sedekahmu, dan seluruh amal ibadahmu yang kau lakukan dengan maksud mendapatkan jodoh yang sepadan denganmu dan hal lainnya yang memiliki niat yang lain. Betapa banyak amalan yang agung menjadi rusak karena niat?Oleh karena itu, janganlah sekali pun ungkapan tersebut, atau yang sejenis, terucap dari lisanmu. Apalagi tertulis dalam hatimu. Jika ada, segera kau hilangkan. Sebelum banyak amalmu yang terhapus sia-sia saat kau berhujjah di pengadilan-Nya.
Jika kau merasa harus memperbaiki diri, dan memang harus, luruskan niatmu karena Allah Ta’ala. Hidayah yang telah menyelusup ke dalam hatimu tidaklah pantas kau sisipi dengan sesuatu yang merusak.Bersyukurlah pada Allah Ta’ala, yang hendak menjadikanmu hamba-Nya yang taat.